7 Ninja Pedang Generasi Baru Yang Sangat Payah


Konnichiwa!! Genki Desu ka??

Kali ini saya akan membahas tentang apa yang terjadi di Anime Boruto Episode ke-30. Yup.. Saya akan membahas Tentang 7 Ninja Pedang yang Dugaan saya terdiri dari orang-orang sadis seperti 7 Ninja Pedang di masa lalu tapi ternyata dugaan saya salah besar. Mereka jauh lebih payah dibanding dengan Anak yang masih di Akademi dan tidak pantas disebut Penerus 7 Ninja Pedang dari Kirigakure.

Mau Tahu Hal Menarik lainnya?? Langsung aja kita Cekidot...

• Chojuro Memang Menahan Diri



Kalian  mungkin masih ingat kalau saya menduga duel dengan kelompok Shizuma akan terjadi tujuh lawan tujuh. Tapi ternyata itu kurang tepat. Untuk saat ini, Inojin dan Shikadai memutuskan untuk tidak ikut.

Mereka juga tak dibutuhkan, karena Chojuro membuktikan kalau dia memang sengaja menahan diri.

Dikeroyok tiga lawan satu, Chojuro melepaskan diri dari belitan dengan mengandalkan serangan musuhnya. Lalu, dia mengalahkan dua musuhnya hanya dengan pedang yang sudah patah. Ia bahkan sengaja untuk tidak membunuh Hassaku Onomichi. Ini membuktikan kalau satu-satunya alasan Chojuro bisa dilumpuhkan oleh kumpulan ABG ini hanya karena dia menahan diri.



Saat ia membalikkan keadaan, Chojuro berkata kepada Hebiichigo, “Kalau kamu tidak siap tubuhmu terpotong, kamu tidak akan bisa menebas tulang.”

Kata-kata itu mewakili pandangan Chojuro ke musuhnya. Pada akhirnya, tiga orang yang mengeroyok Chojuro membuktikan diri mereka hanya amatir dengan senjata canggih. Sebagian besar dari mereka bahkan tidak memiliki mental yang cukup untuk memegang pedang biasa. Apalagi pedang pusaka Kirigakure.

Hebiichigo, terutama, mirip dengan anak-anak di dunia nyata yang merasa sok jago karena hobi melihat video MMA, lalu dihajar atlet sungguhan begitu nekat menginjak ring.

• Semua Kelompok Shizuma Payah Kecuali Untuk Kagura dan Buntan



Ichirota Oniyuzu, si pemegang Shibuki, terlihat sebagai anggota kelompok Shizuma yang jago. Dia terlihat mengamati ulah teman-temannya dengan penuh keyakinan. Kalaupun mereka kalah, dia tampaknya sudah siap menghajar Chojuro dengan pedang barunya.

Lalu Iwabee muncul dan mengalahkannya dengan sangat cepat.

Oh ya, Iwabee memang salah satu murid dengan nilai taijutsu terbaik di Akademi. Tapi… coba pikirkan baik-baik apa yang terjadi di sini. Satu adalah anak Akademi yang bahkan hampir tinggal kelas karena jelek di pelajaran. Satunya lagi adalah ninja yang, dari usianya, mungkin sudah level genin. Dia juga memegang satu dari tujuh pedang pusaka Kirigakure.

Tetap saja Ichirota kalah.

Kyoho, Hassaku, dan Hebiicihigo mungkin salah pilih lawan. Level Chojuro jelas jauh sekali di atas mereka. Tapi apa pembelaan Ichirota, yang sukses dipermalukan oleh murid Akademi? Bahkan sebenarnya seorang murid Akademi belum bisa disebut sebagai ninja.

Iwabee patut dipuji karena tidak takut main kotor dalam pertarungan sungguhan. Dia juga tak ragu untuk tidak basa-basi, langsung menebas tubuh musuh saat kesempatan datang. Tapi para ninja Kirigakure yang mencoba menjadi pengikut Shizuma ini jelas lebih payah daripada murid-murid terbaik Akademi Konoha. Kacau sekali.

• Pertarungan Sarada dan Buntan Yang Cukup Seru



Buntan Kurosuki lebih beruntung dari empat sekutunya yang disebutkan sebelumnya. Dia memilih lawan yang bisa dibilang lebih seimbang: murid Akademi, Sarada Uchiha. Dia bahkan sempat merepotkan Sarada.

Sarada sempat mengejutkan Buntan dengan menggunakan Sharingan. Puteri Sasuke ini jelas sudah mengembangkan kemampuan dojutsu warisan keluarganya itu dengan mendalam. Tapi Buntan tetap bisa unggul… hingga di akhir, saat Sarada berhasil menjebak musuhnya dan mengalahkannya dengan satu serangan saja.



Pertarungan ini memang seimbang dan lebih seru daripada yang terjadi di atas tanah. (Chojuro jelas menahan diri, sementara Iwabee berhasil mengatasi musuhnya dengan sangat cepat). Tapi… untuk seorang yang sepertinya genin dipecundangi oleh murid Akademi? Lagi-lagi, Shizuma sepertinya harus mencari sekutu yang lebih kuat kalau dia mau membuat revolusi.

Pertarungan Sarada versus Buntan di Boruto episode 30 ini juga mengungkap masa lalu Buntan. Apakah kamu baru tahu kalau Raiga punya anak? Tidak heran, karena Buntan juga tidak pernah berjumpa dengan ayahnya itu. Raiga sendiri tidak menyadari dia punya anak.

Terlahir dalam keluarga seperti itu, Buntan menjalani masa kecil yang sedih dengan ibu yang kadang abusif terhadapnya.

• Tinggal Pertarungan Boruto Dan Kagura



Hanya satu petarung, selain Shizuma, yang tersisa di akhir Boruto episode 30 ini. Dia adalah Kagura. Tak seperti Buntan dengan Sarada, perbedaan level kekuatan Kagura dan Boruto memang terasa. Boruto terlihat kewalahan, terutama karena bocah dari Konoha itu tidak benar-benar ingin menyakiti Kagura.

Kagura bahkan sudah menetapkan hatinya untuk melawan Boruto, sehingga Shizuma sekali lagi tidak mendapat kesempatan untuk mengeluarkan Samehada.

Sebenarnya, Shizuma dua kali tidak jadi mengeluarkan Samehada ini membuat penulis memikirkan kemungkinan unik. Bagaimana kalau sebenarnya Samehada yang dibawa Shizuma itu palsu, dan yang asli masih di Killer B? Saya akan membahasnya di Artikel Berikutnya.



Kartu as Boruto untuk menyelesaikan konflik ini mungkin adalah Mitsuki. Gulungan yang diberikan oleh Suigetsu berisi intel yang bisa memastikan kekalahan Shizuma.

Apakah isinya? Kita lihat saja nanti. Tapi tampaknya isi gulungan itu adalah informasi sensitif, yang akan membuat semua pengikut Shizuma – termasuk Kagura – berbalik membencinya.

Ok Sekian dulu dari artikel kali ini Arigatou telah membaca jangan lupa untuk di Like dan Share jika kalian suka dan Sampai Jumpa di Next Artikel.

SAYONARA!!! 👋👋👋




Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel